3. Shadaqah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah manusia paling
dermawan. Dan beliau lebih demawan ketika di bulan Ramadhan. Beliau
menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus
dengan lembut. Beliau bersabda, “Shadaqah yang paling utama adalah
shadaqah pada bulan Ramadhan.” (HR. al-Tirmidzi dari Anas)
Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan
kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai
kemampuan. Dan di antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:
a. memberi makan
Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan orang miskin dan
kurang mampu yang membutuhkan, dan balasan yang akan didapatkan dalam
firman-Nya:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَي؎تِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً
وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا
قَمْطَرِيرًا فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ
نَضْرَةً وَسُرُورًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di
hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan
memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka
kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada
mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS. Al-Nsan: 8-12)
Para ulama salaf sangat memperhatikan memberi makan dan mendahulukannya
atas banyak macam ibadah, baik dengan mengeyangkan orang lapar atau
memberi makan saudara muslim yang shalih. Dan tidak disyaratkan dalam
memberi makan ini kepada orang yang fakir. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah silaturahim,
dan shalatlah malam di saat manusia tidur, niscaya engkau akan masuk
surga dengan selamat.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan oleh
Al-Albani)
Sebagian ulama salaf ada yang mengatakan, “Aku mengundang sepuluh
sahabatku lalu aku beri mereka makan dengan makanan yang mereka suka itu
lebih aku senangi dari pada membebaskan sepuluh budak dari keturunan
Islmail.”
Ada beberapa ulama yang memberi makan orang lain padahal mereka sedang
berpuasa, seperti Abdullan bin Umar, Dawud al-Tha’i, Malik bin Dinar,
dan Ahmad bin Hambal Radhiyallahu ‘Anhum. Dan adalah Ibnu Umar, tidaklah berbuka kecuali dengan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Ada juga sebagian ulama salaf lain yang memberi makan saudara-saudaranya
sementara ia berpuasa, tapi ia tetap membantu mereka dan melayani
mereka, di antaranya adalah al-Hasan al-Bashri dan Abdullah bin Mubarak.
Abu al-Saur al-Adawi berkata: Beberapa orang dari Bani Adi shalat di
masjid ini. Tidaklah salah seorang mereka makan satu makananpun dengan
sendirian. Jika ia dapatkan orang yang makan bersamanya maka ia makan,
dan jika tidak, maka ia keluarkan makanannya ke masjid dan ia memakannya
bersama orang-orang dan mereka makan bersamanya.
b. Memberi hidangan berbukan bagi orang puasa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang
memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang
berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun.” (HR. Ahmad,
Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu ‘Anhu, “Siapa yang memberi
makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya,
dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa
tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya.”
. . . Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar